Apapun nama
kurikulum kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara
harus menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata
pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen evaluasi
nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting memahami mengapa
harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa ini sudah lelah dengan hidup
dalam keadaan terancam.
Memang dalam
tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain kurikulum ala nusantara,
ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita
selalu melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak
lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang. Seakan tiap
detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin menumpuk harta
sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak terjamin pendidikannya. Semua
orang saling mencari kesempatan untuk saling memakan. Hanya tinggal menunggu
ruang dan waktu yang pantas, pasti akan bergantian memakan. Selebihnya silahkan klik link berikut ini link_artikel
Apapun nama kurikulum
kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus
menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata
pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen
evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting
memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa
ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam.
Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain
kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh
mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu
melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak
lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang.
Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin
menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak
terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk
saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas,
pasti akan bergantian memakan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Apapun nama kurikulum
kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus
menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata
pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen
evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting
memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa
ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam.
Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain
kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh
mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu
melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak
lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang.
Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin
menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak
terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk
saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas,
pasti akan bergantian memakan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Apapun nama kurikulum
kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus
menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata
pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen
evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting
memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa
ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam.
Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain
kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh
mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu
melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak
lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang.
Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin
menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak
terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk
saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas,
pasti akan bergantian memakan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Apapun nama kurikulum
kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus
menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata
pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen
evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting
memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa
ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam.
Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain
kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh
mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu
melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak
lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang.
Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin
menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak
terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk
saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas,
pasti akan bergantian memakan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83