Merajut Kedamaian Dalam Kurikulum di Negeri Ini

Merajut Kedamaian Dalam Kurikulum di Negeri Ini


Kekerasan simbolik dalam keseharian kita (doc. 2017)
Kekerasan simbolik dalam kehidupan sehari-hari (Foto Mas Ardy dan Mufid, 2017)

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Apapun nama kurikulum kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam.
 Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh mudah.  Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang. Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas, pasti akan bergantian memakan. Selebihnya silahkan klik link berikut ini  link_artikel

Apapun nama kurikulum kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam. Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang. Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas, pasti akan bergantian memakan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Apapun nama kurikulum kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam. Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang. Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas, pasti akan bergantian memakan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Apapun nama kurikulum kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam. Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang. Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas, pasti akan bergantian memakan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83
Apapun nama kurikulum kita, yang utama adalah yang memuat nilai-nilai kedamaian. Negara harus menjamin warganya dalam memiliki karakter juru damai. Mulai dari mata pelajaran, sumber belajar, pengajar, metode mengajar, hingga instrumen evaluasi nya harus merajut perdamaian. Bukan berarti tidak penting memahami mengapa harus memihak pada kurikulum perdamaian, namun bangsa ini sudah lelah dengan hidup dalam keadaan terancam. Memang dalam tataran konsep, paling jagolah bangsa kita. Mendesain kurikulum ala nusantara, ala asing, hingga beraroma gado-gado, sungguh mudah. Jenis apapun kurikulum kita, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,evaluasi, dan tindak lanjut, di atas kertas kita selalu melaporkan berhasil. Namun semua itu tiada guna karena laporan itu tidak lain dan tiada bukan hanya hasil tipu-tipu alias asal bapak senang. Seakan tiap detik rasa damai ini terancam. Lihatlah, semua orang ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya karena terancam anak-anaknya tidak terjamin pendidikannya. Semua orang saling mencari kesempatan untuk saling memakan. Hanya tinggal menunggu ruang dan waktu yang pantas, pasti akan bergantian memakan.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/es_lodheng/merajut-kedamaian-dalam-kurikulum-di-negeri-ini_5910aaa9ad7e618e1ce36c83

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama