Lestarikan Ragam Budaya Karimunjawa

Lestarikan Ragam Budaya Karimunjawa



Lestarikan Ragam Budaya Karimunjawa

Oleh: Suhadi Rembang
Di antara ragam budaya yang ada di kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah adalah terdapatnya beberapa suku yakni suku Jawa, suku Madura, suku Bugis serta 3 suku turunan yaitu suku Mandar, Bajo dan Buton.
Secara adminsitratif, ragam suku di atas berdiam diri di atas 27 gugusan pulau yang memiliki keindahan pasir putih dan pemandangan bawah laut dengan hidup bersahaja. Mayoritas penduduknya bermata pencahariaan sebagai nelayan, pengusaha sedang/besar, pengrajin/industri kecil, buruh industri, buruh bangunan, dan perkebunan besar kecil ini (Monografi Kec. Karimunjawa 2006). 
Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, seiring dengan pengembangan potensi Karimunjawa berbasis wisata, perilaku perusakan lingkungan semakin marak. Hal ini dapat dilihat perilaku penangkapan ikan dengan menggunakan potasium sianida dan bom, eksploitasi terumbu karang, pengalihan fungsi lahan mangrove, penebangan pohon secara liar, eksploitasi kura-kura,  dan penjualan aset sosial kepada investor asing juga marak.
Lebih ironisnya, kerusakan lingkungan di kepulauan Karimunjawa sudah merambah di 27 pulau kecil yang tersebar di daerah itu. Hal ini masih di tambah lagi dengan lima pulau tidak lagi dapat dikelola, yaitu Pulau Gundul, Genting, Cendekiyan, Seruni, dan Pulau Sembangan dan pulau yang lain sudah menjadi milik PT Pura, TNI, dan milik perseorangan (dalam http://www.suaramerdeka.com).
Dengan keadaan di atas, penduduk Karimunjawa yang asal mulanya perantauan dari pulau jauh lalu menetap dengan hidup bersahaja, kalau tidak diperhatikan, sangat mungkin penduduk yang menempati pulau ini akan melakukan perusakan alam karena ekosistem yang hancur dan tuntutan ekonomi dari hari kehari makin bertambah. Untuk itu perlu kiranya di lakukan model pelestarian alam berbasis sosial budaya pada masyarakat di kepulauan ini. Untuk melestarikan lingkungan hidup berbasis sosial budaya di kepulauan Karimunjawa dapat melalui tiga level praktis, yaitu level struktural, institusional dan kultural.
Dari tiga level praktis di atas, setiap levelnya memiliki fokus sendiri-sendiri. Level struktural akan dikembangkan kelembagaannya, level institusional akan dikembangkan sumber daya manusianya dan level kultural akan dikembangkan nilai-nilai budayanya. Dengan tiga langkah di atas, pulau Karimunjawa akan berhasil untuk dikembangkan menjadi aset wisata bahari tanpa merusak kelestarian alam di dalamnya. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama