Model Percepatan Gerakan Desa Tuntas Buta Aksara

Model Percepatan Gerakan Desa Tuntas Buta Aksara


Program Keaksaraan Melalui Belajar Sambil Bekerja:
Sebuah Model Percepatan Gerakan Desa Tuntas Buta Aksara
Oleh: Suhadi Rembang

Pemberantasan buta akara di Jawa Tengah masih dalam keadaan memprihatinkan. Walaupun telah banya program keaksaraan yang digencarkan, namun provinsi Jawa Tengah masih saja sebagai penyandang buta aksara terbesar kedua dari delapan provinsi di Indonesia. Namun anehnya pemerintah prvinsi Jawa Tenah baru-baru ini berani menargetkan bahwa pada tahun 2009 nanti penduduk jawa tegah bebas dari buta aksara. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, program keaksaraan selama ini terdapat dua kendala pokok yang belum pernah diperbaiki, yaitu; minat keakasaan kelompok sasaran program keaksaraan relatif rendah jika dibandingkan dengan minat untuk kerja dan program keaksaaraan selama ini tdak inovatif. Berlatar belakang diatas, karya tulis ini menawarkan sebuah model percepatan gerakan desa buta aksara di jawa tengah dengan program keaksaraan melalui belajar sambil bekerja.
Dalam karya tulis ini akan diajukan tiga rumusan masalah sebagai berikut; 1) Bagaimana model keaksaraan melalui belajar sambil bekerja sebagai percepatan gerakan desa tuntas buta aksara; 2) Komponen apa saja yang diperlukan dalam program keaksaraan di atas; dan 3) bagaimana langkah-langkah program keaksaraan melalui belajar sambil bekerja sebagai model percepatan gerakan desa tuntas buta aksara. Penulisan karya tulis ini menggunakan metode penulisan dengn pendekatan kajian pustaka. Sumber kepustakaan yang digunakan adalah  buku-buku yang mendukung kepustakaan dengan data-data  yang didapatkan dari harian umum surat kabar, jurnal, majalah, dan hasil penelitian.
Dalam kajian ilmiah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:  pertama, model keaksaraan melalui belajar sambil bekerja yaitu pola konseptual yang sistematis yang berfungsi sebagai pemandu dan perancang desain keaksaraan bagi lembaga penyelenggara program keaksaraan untuk mencapai tujuan pemberantasan buta aksara dengan pendekatan bekerja lembaga pemagangan yang berorientasi profit;.  kedua, komponen yang diperlukan dalam melaksanakan program keaksaraan melalui belajar sambil bekerja sebagai percepatan gerakan desa tuntas buta aksara meliputi; kurikulum, gedung, tenaga ahli tutorial, peserta didik/kelompok sasaran, sarana dan prasarana, permodalan, ruang praktek. ketiga, langkah-langkah program keaksaraan melalui belajar sambil bekerja sebagai model percepatan gerakan desa tuntas buta aksara meliptui; tahap persiapan, tahap pembenahan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pendampingan

Kata kunci: program keaksaraan, belajar sambil bekerja, percepatan buta aksara



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama