Pola Asuh Belum Ada Judul

Pola Asuh Belum Ada Judul

Oleh: :Tio Amprizal
Email: tiorizalid@gmail.com
fb: https://www.facebook.com/agung.hidzil?fref=nf
(Siswa SMA Negeri 1 Pamotan) 

Catatan
1. mohon kasih judul yang menarik
2. mohon bagian pendahuluan difokuskan pada deskrip apa tujuan tulisan dan bagaimana metode menjawabnya.
3. mohon lampirkan atau masukkan foto2 yang relevan dari lapangan. 


Cara orang tua mengenalkan kasih sayang
            Orang tua juga perlu untuk membiasakan mengekspresikan rasa kasih sayang orang tua kepada anak dan hal ini bisa diwujudkan dengan memberikan pelukan atau pun sentuhan yang hangat. Ini akan mengajarkan kepada anak bahwasannya dalam kehidupan rumah tangga, hubungan orang tua dengan anak diperlukan kasih sayang yang tulus serta ikhlas bagi seluruh anggota keluarga.
            Hendaknya mengajarkan adab dan etika kepada anak. Orang-orang shalih terdahulu telah menaruh perhatian yang sangat besar terhadap adab Islami. Simak saja perkataan seorang Salaf kepada anaknya ini : "Wahai anakku, engkau mempelajari satu bab tentang adab lebih aku sukai daripada engkau mempelajari tujuh puluh bab dari ilmu. (Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim).
            salah satu hal terpenting dalam sebuah kehidupan seorang anak. Terutama dalam pendidikan akhlak seorang anak. Demikian pula contoh baik seorang ibu juga penting untuk pendidikan moral bagi sang anak. Untuk itulah orangtua harus bisa menjadi contoh dan teladan baik pada anak dan juga bagi keluarga kita sendiri. Karena hal ini akan berpengaruh kepada tahap perkembangan anak kita pula nantinya.

Cara orang tua mengenalkan jenis kelaminnya.
            Pada masa balita anak berada dalam tahap mengembangkan rasa keingintahuan yang tinggi termasuk dalam hal seksualitas dan kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, Anda harus menyampaikan informasi dengan benar kepada anak-anak Anda. Dalam semua hal, termasuk saat menghadapi berbagai pertanyaan yang sering muncul dari anak balita Anda. Karena itu, Anda perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi.
            Pemahaman seperti itu akan bertahan dalam kesadaran anak sampai ia dewasa. Hal itu akan menimbulkan konsep yang salah pada anak mengenai seks, dan akan terbawa sampai ia dewasa. Pemahaman yang keliru itu juga akan mempengaruhi tingkah laku seksual dimasa remaja dan dewasa. Oleh karena itu, agar hal itu tidak terjadi maka jawaban Anda yang diberikan pada anak harus jelas dan benar.
            Kenyataan lain yang sering muncul adalah pengaruh negatif dari media massa yang tidak bisa kita bendung mendorong anak untuk aktif secara seksual. Bila anak sejak kecil tidak dibiasakan berbicara secara terbuka kepada orangtua mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi maka mereka akan tertutup dari Anda. Mereka justru akan mencari sumber lain yang bisa jadi menyesatkan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu, peranan orangtua cukup penting dalam memberikan jawaban yang benar tentang masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi kepada anak Anda.

Cara orang tua mengenalkan anggota keluarga
            Keteladanan orang tua adalah bagaimana cara orang tua memberikan contoh yang benar kepada putra putri anggota keluarganya mengenai cara berbicara, bersikap, berfikir dan berupaya yang baik dan benar dalam keluarga dan kebiasaan sehari-hari. Orang tua adalah sekolah pertama dan utama bagi putra-putri kita. Keluarga adalah poros penting dalam proses pembentukan kepribadian seorang anak. Kebiasaan yang disaksikan, dialami oleh seorang anak dari orang tuanya maka secara langsung ataupun tidak langsung akan terekam dalam fikiran bahkan sangat mungkin akan diikuti atau ditiru oleh anak-anak kita.
            Oleh karena itu, perlu kita ingat kembali peran orang tua terhadap anak-anak yang telah diamanahkan oleh Allah SWT. Pertama adalah wajib untuk menanamkan nilai-nilai ketauhidan dan nilai-nilai keagamaan lainnya kepada anak-anak sejak dini dan berkelanjutan. Implementasinya bagi keluarga muslim, dapat dilakukan melalui kebiasaan shalat 5 waktu tepat waktu, shalat berjamaan keluarga, belajar al-qur’an, belajar kajian keagamaan, dan lain-lain. Kedua, mengajarkan dan membiasakan berakhlak baik sebagaimana tuntunan akhlakul karimah yang diajarkan Rosululllah SAW. Contoh implementasinya adalah bagaimana sebuah keluarga dapat berinteraksi satu sama lain secara sopan, santun, tidak kasar, tidak ada kekerasan, saling menghargai, saling menghormati, saling menolong dan bekerjasama satu sama lain antara suami, istri ( ayah dan ibu) juga anak-anak dan anggota keluarga lainnya, bahkan berakhlak baik terhadap tetangga, kerabat dan lingkungan. Ketiga, membekali pengetahuan yang cukup untuk bekal hidup dan masa depannya di dunia dan akhirat, melaui pendidikan formal maupun non formal.
            Hal-hal baik yang biasa diucapkan dan dilakukan orang tua menjadi teladan utama bagi putra-putri anggota keluarga. Hanya saja dalam perkembangan yang terjadi saat ini, ada banyak tantangan yang dihadapi orang tua dalam mendidik putra putrinya khususnya tantangan pada anak-anak remaja. Kemajuan teknologi dan dunia hiburan telah menarik minat yang cukup tinggi dari para remaja melebihi ketertarikan remaja terhadap pengetahuan keagamaan dan tokoh-tokoh Islam lainnya, sedangkan orangtua masih banyak yang kurang informasi dan kurang memiliki kefahaman atau kemampuan dlm teknologi. Ironisnya lagi banyak anak-anak yang tak bisa lagi meneladani orangtuanya sendiri karena orang tuanya tak lagi memilki waktu dan kesempatan untuk berkomunikasi, tak ada waktu lagi untuk menikmati kebersamaan keluarga.

Cara orang tua mengenalkan konsep kebersihan
            Membiasakan  keluarga hidup bersih memiliki berbagai keuntungan-keuntungan, seperti: seluruh anggota keluarga akan menjadi sehat dan terhindar dari  berbagai penyakit yang muncul karena gaya hidup yang tidak bersih. Misalnya: seseorang dapat terkena diare hanya karena malas mencuci tangan sebelum mengambil makanan atau membiarkan makanan  tidak tertutup atau diolah dengan cara yang tidak higienis. Begitu juga dengan pakaian yang digunakan, harus dicuci setiap hari karena baju yang kotor merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya jamur yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit. Dan penyakit kulit pada anak, umumnya pemulihannya akan memakan waktu cukup panjang karena anak biasanya tidak dapat menahan diri untuk menggaruk kulitnya yang gatal secara berlebihan.
            Pada masa balita, anak sedang amat seka bereksplorasi dengan hal baru, dengan apa saja tanpa terbatas bersih atau kotor. Karenanya kita sebagai orang tua harus ekstra hati-hati dalam menjaga kebersihan tubuh balita kita sebagai salah satu upaya menjaga kesehatannya.  Jika kebersihan tubuh balita kurang terjaga, maka bakteri  akan mudah menempel dan anak dapat terpapar penyakit. Hal ini tentunya amat tidak diinginkan oleh para orang tua, karenanya kita sebagai orang tua harus memperhatikan kebersihan tubuh balita terutama dalam kesehariannya.
            Mandikan balita anda dengan sabun 2 (dua) kali sehari. Cucilah rambut balita anda dengan shampo sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam seminggu. Biasakan untuk mencuci tangan balita anda dengan sabun sebelum makan, setelah buang air kecil, setelah buang air besar dan setelah bermain. Jagalah kebersihan telinga balita anda. Segera gunting kuku tangan dan kuku kaki balita anda jika mulai panjang. Ajari dan biasakanlah balita anda untuk buang air besar dan buang air kecil di WC. Selalu jaga kebersihan pakaian, mainan dan tempat tidur yang digunakan oleh si kecil. Jagalah selalu kebersihan makanan, minuman serta tempat yang dipakai untuk menyajikannya.

Cara orang tua mengenalkan benda-benda berbahaya
            Mengenalkan mainan seperti gunting atau pisau bisa dilakukan sejak anak memasuki usia taman kanak-kanak. Saat usia play group, mereka bisa dikenalkan dengan gunting bohongan. Nah, ketika mereka duduk di bangku TK besar lalu masuk Sekolah Dasar (SD), orang tua sudah bisa mengenalkan gunting atau pisau asli tapi harus tetap dalam pengawasan dan terus dipantau. Hal ini dilakukan karena setiap anak memiliki perkembangan dan kematangan yang berbeda. Anak-anak bisa dilepas memegang benda berhaya sendiri saat usia sembilan atau sepuluh tahun.
            Jika ingin memberi tahu ada sesuatu yang berbahaya misalnya ini pedas atau panas bisa dilakukan sedini mungkin dengan memberinya informasi. Nah, bagaimana dengan orang tua yang cenderung membiarkan anaknya memegang sesuatu berbahaya misalnya air panas supaya kapok? "Itu sama seperti pembiaran secara disengaja dan sebaiknya jangan dilakukan. Kecuali, jika anak sudah terlanjur melakukannya, jangan dimarahi tapi dinasihati dan diberi pengertian,".
            Sementara itu, psikolog anak dan keluarga  anak sudah bisa menjelajah lingkungan secara mandiri saat berusia dua sampai tiga tahun. Tapi, mereka sudah mulai menjelajah lingkungan di sekitarnya saat merangkak yakni di usia dua delapan sampai sembilan bulan. "Boleh katakan stop atau no supaya ia tidak mendatangi benda berbahaya tersebut. Yang penting jauhkan listrik dan air panas atau benda tajam misalnya dari jangkauan naak-anak," misalnya saja dengan memberi tahu bahwa pensil itu harus diarahkan ke kertas serta bagaimana memegang pensil yang benar. Biasanya, pengenalan itu dilakukan saat ia berumur dua tahun tapi mengajari memegang pensil saat anak umur 1,5 tahun sah-sah saja. "Dikasih tahu pegang yang bagian bulatnya lalu tangan satunya dijauhkan. Saat mengajari jangan khawatir karena terlalu over protektif malah bikin anak tidak belajar," "Cara lainnya misalnya ajari anak mengoleskan mentega ke roti dengan pisau roti yang aman. Atau sambil bermain, mereka bisa meotong lilin. Tapi tetap ya harus di bawah pengawasan orang dewasa,"

Cara orang tua mengenalkan konsep kesehatan
            Banyak hal yang harus kita kenalkan pada anak. Seperti yang Bunda sudah ketahui, banyak hal yang berbeda ketika seorang anak beranjak dewasa.Perubahan secara fisik dan psikis terjadi pada anak yang memasuki masa pubertas. Meski demikian, banyak orang tua yang masih kebingungan menentukan kapan waktu yang tepat untuk memberikan pengenalan pendidikan seksual pada anak.Belum lagi jika sudah menyangkut mengenai efek dari pemberian pendidikan seks. Dilansir dari valuesparenting.com, usia yang tepat untuk seorang anak mendapatkan pengenalan tentang seks adalah pada usia delapan tahun.
            Wajar jika Bunda atau Ayah merasa kesulitan mengenalkan seks pada anak. Rasa malu dari orang tua yang tidak terbiasa membicarakan hal ini dan kurangnya perencanaan dan persiapan biasanya membuat orang tua merasa tidak nyaman dalam memberikan pengenalan seks. Pengaruh media baik cetak maupun elektronik memang sangat besar terhadap perkembangan pengetahuan anak mengenai seks. Tapi Bunda, hal ini tidak berarti orang tua tidak bisa mengarahkan anak. Pemberian batasan dan contoh-contoh yang baik sejak dini akan membuat anak mampu untuk mengontrol dirinya sendiri. Jika seorang orang tua tunggal, memang mudah-mudah sulit untuk mengajarkan seks pada anak. Akan sedikit sulit jika anda harus menjelaskan seks pada anak tanpa adanya dukungan dari pasangan.
            Saat memberikan pendidikan seks, hal yang harus dipastikan oleh Bunda adalah penyampaian materinya harus positif, keadaannya menyenangkan, dan berhubungan dengan pernikahan yang mengarah pada rasa saling mencintai dan komitmen dalam hidup
Tidak ada kata terlambat dalam memberikan pengenalan seks pada anak. Pengenalan seks yang benar akan membangun anak menjadi seorang yang mampu bertanggung jawab atas dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Cara orang tua mengenalkan agama
            Mengenalkan ajaran agama dan menanamkan benih-benih keimanan di hati sang anak pada usia dini seperti ini sangat penting sebagai pondasi kehidupan beragamanya kelak. Anak di usianya dini tertarik untuk meniru semua tindak-tanduk ayah ibunya, termasuk yang menyangkut masalah beribadah.”Mengenalkan ajaran agama kepada anak usia dini harus disesuaikan dengan perkembangan aspek-aspek psikologisnya, diantaranya perkembangan kemampuan berpikir (kognisinya). Perkembangan kognisi anak usia dini (2-7 tahun) berada pada tahapan berpikir “Pra operasional”.
            Tahap Pra Operasional adalah tahap dimana anak tidak dapat memahami sesuatu tanpa dipraktekkan terlebih dahulu .Sejalan dengan pendapat Piaget, Jean Jacques Rousseau, mengatakan bahwa, “Anak usia dini belajar melalui aktivitas fisiknya.” Dengan kata lain, untuk mengenalkan ajaran agama kepada anak usia dini, haruslah dengan cara memberikan kesempatan kepadanya untuk mempraktekkan apa yang kita katakan, dengan cara memberikan contoh kepada anak bagaimana melakukannya.
            Anak usia dini umumnya berperilaku dengan mencontoh atau meniru model orang dewasa yang dilihatnya. Dengan melihat keteladanan yang dicontohkan oleh orang tuanya, misalnya keteladanan dalam hal bersahur, berpuasa dan berbuka puasa, anak akan meniru melakukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua, hendaknya memberi contoh teladan beribadah disertai dengan ajakan untuk bersama-sama melakukannya.

Pendidikan agama sejak dini juga menciptakan anak memahami segala bentuk perbedaan dari setiap agama yang ada. Juga menjadikan anak memahami bahwa setiap agama tidak mengajarkan sesuatu yang negatif. Jangankan berlainan agama terkadang satu agamapun banyak kita temui tentang pemahaman agama dan cara pandang yang berbeda. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama