Pada pertengahan bulan November 2009, ada pohon berukuran raksasa yang sudah roboh, bisa berdiri lagi. Pohon itu adalah pohon Benda atau Bendo yang dalam bahasa ilmiahnya sering disebut Artocarpus Elasticus masuk dalam Family Moraceae. Pohon yang letaknya di desa Bangunrejo Bedog kecamatan Pamotan ini hingga sekarang ramai dikunjungi para pengunjung dari penduduk kabupaten Rembang hingga orang-orang jauh. Berkat pohon tersebut, sepanjang jalan menuju bukit ini sedang dibangun dari dana hasil karcis para pengunjung yang ingin melihat langsung keanehan dan keajaiban pohon tersebut. Berkat pohon itu pula, banyak orang yang mengambil air dari mata air bendo yang dipercaya dapat mengobati segala macam penyakit.
Mengapa ada keanehan?
Pohon roboh yang telah kering tiba-tiba berdiri tegak. Tentu berdasarkan logika umum, berseberangan. Pohon merupakan tumbuhan tegak atau agak tegak dengan batang dan cabang yang berkayu. Pohon bendo dikenali dari bentuknya yang besar, akarnya yang kokoh dan tingginya yang mencapai 50 meter. Apakah mungkin pohon yang sudah roboh itu tiba-tiba berdiri tegak? Jelas saja pancaindra kita akan menolak kejadian ini. Apalagi logika orang rasional, pasti tidak percaya. Oleh sebab itu kejadian ini disebut aneh. Aneh merupakan sesuatu yang bertolak belakang dengan pancaindra dan logika rasional, bersifat rahasia (geheim), tersembunyi (verborgen), gelap (donker) atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Biasanya manusia yang mampu menjelaskan kejadian secara pancaindra dan logika, kemudian menggunakan pendekatan Untuk itu masyarakat empiri transcendental yaitu suatu keyakinan atau yang berkaitan dengan Ke-Tuhan-an.
Kejadian aneh seputar pohon?
Ternyata peristwa aneh tentang pohon tidak hanya ada di Pamotan saja. Pada bulan yang sama, media massa sempat mengabarkan kejadian yang serupa. Warga Distrik Unurum Guay (Kabupaten Jayapura, Papua) dihebohkan dengan kejadian aneh tapi nyata. Sebatang pohon yang telah dirobohkan, bahkan pohon itu sudah terpotong-potong dengan menggunakan alat chainsaw (gergaji mesin), namun bisa berdiri kembali seperti layaknya pohon yang masih hidup[1]. Hal senada terjadi demikian, pada awal tahun 2009. Sebatang kayu yang telah lama mati tegak kembali[2]. Kejadian ini terjadi pada dua tempat, Desa Petaling Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, dan Desa Nibung Kecamatan Koba. Lebih mengherankan lagi, terdapat batang tanaman di Libanon yang telah mati yang menumbuhkan 43 daun hijau yang menampakkan nama nama syuhada[3] pada cabang-cabangnya. Tempat ini sekarang menjadi tempat yang dikunjungi ribuan orang dari seluruh dunia dari berbagai agama, tingkatan social dan akademis. Setiap orang akan merasa bingung dan dalam keterkejutan.
Mengenal ”Bendo” lebih dekat
Benda atau bendo memiliki ilmiah Artocarpus elasticus[4]. Artocarpus elasticus masuk dalam Family Moraceae. Pohon ini mudah dikenali dari bentuknya yang besar, akarnya yang kokoh dan tingginya yang mencapai 50 meter. Setiap bagian dari pohon ini mengeluarkan getah berwarna putih susu. Pohon bendo biasanya tumbuh liar dari hutan di dataran rendah hingga ke hutan-hutan dengan ketinggian 1500 meter dari permukaan air laut. Pohon bendo juga banyak ditemukan di sepanjang tepi jalan. Pohon-pohon itu berkembang biak melalui bijinya. Pohon bendo banyak digunakan sebagai tiang rumah dan kapal. Kayunya juga dapat digunakan untuk membuat kayu lapis, papan, dan peti kemas. Kulit kayunya juga berserat memanjang, mudah dikupas dan dibuat tambang atau dijadikan dinding rumah, bubur kertas dan juga dimanfaatkan untuk membuat tekstil. Beberapa jenis obat tradisional dapat dibuat dari inti kayu dan getah pohon bendo. Bijinya dapat dijadikan minyak goreng dan campuran minyak rambut.
[2] http://www.surya.co.id/2009/01/03/setahun-mati-pohon-akasia-tegak-lagi.html
[3] Sumber : www.Moqavemat.ir