Mempersiapkan teamwork merupakan langkah awal sebelum sebuah program diluncurkan. Teamwork inilah yang nantinya akan mengorganizing sebuah pelaksanaan sebuah program. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan teamwork, berikut ini adalah ulasannya.
Tulisan ini dibangun dari hasil dokumentasi percakapan bersama Bapak Mustofa dalam rangka menyiapkan program agrowisata sebagai program unggulan desa. Deskripsi tulisan ini berdasarkan percakapan saluran wa pada hari Selasa 24 Oktober 2022.
Pelaksana sebuah program acap kali terkendala pada jarak lokasi atau tempat dimana akan dilangsungkan sebuah program. Acapkali hal tersebut terjadi pada pelaksana program penelitian dan pengabdian sebuah perguruan tinggi dengan kelompok sasaran. Untuk mengatasi kendala tersebut, menurut Bapak Mustofa, pelaksana program hendaknya membentuk teamwork tambahan yang berada di lokasi tempat sasaran. Melalui langkah tersebut, ketika muncul resiko pelaksanaan program, segera dapat merumuskan solusi lebih awal.
Menurut Bapak Mustofa, sebuah program yang perlu dipersiapkan membentuk teamwork tambahan adalah program kegiatan kemitraan. Program kegiatan yang sifatnya berbau jejaring kemitraan yang biasa menekankan kolaborasi hasil, cukup riskan dengan terjadinya konflik sosial. Berbeda dengan program penelitian yang cenderung menekankan advokasi dalam merumuskan solusi. Walaupun demikian, kedua duanya akan lebih matang ketika dibentuk teamwork tambahan. Contoh hal misalnya akan dilaksanakan program agrowisata disebuah desa.
Penyusunan teamwork yang baik, menurut Bapak Mustofa, setiap anggotanya perlu memiliki karakter kooperatif dan visioner. Karakter kooperatif maksudnya adalah daya seorang anggota teamwork yang mampu dan bekerjasama dalam melaksanakan sebuah program. Selanjutnya karakter visioner adalah kemampuan anggota dalam mengedepankan jangkauan pandangan yang luas yang ditunjukkan sikap progresif, responsif, mau mendengar, dan tidak sembrono menyalahkan ketika dalam pelaksanaan program mendapati batu sandungan. Kedua karakter tersebut cukup penting dihadirkan dalam rangka melangsingkan sebuah resiko sebuah program.
Bapak Mustofa mencontohkan, misal dalam pelaksanaan program agrowisata pada sebuah desa, posisi teamwork cukup penting peranannya. Suatu ketika pelaksana program sedang melakukan tahap pertama uji model bibit buah-buahan. Suatu ketika pelaksana program mengirim 50 bibit buah-buahan beserta pupuk dan obat-obatan yang diperlukan dalam budidaya buah-buahan, maka teamwork tambahan yang berada di desa dapat mulai diaktifkan peranannya dalam proses penanaman dan keamanan. Penanaman yang dimaksud adalah kemauan teamwork di level desa dalam melakukan tindakan menanam. Adapun peranan keamanan adalah tindakan menjaga tumbuh kembangnya tanaman buah-buahan.
Menurut Bapak Mustofa, pelaksana program dengan teamwork tambahan dapat berkolaborasi dalam meminimalisir resiko hingga pengambilan solusi masalah program.
Dalam hal menanam bibit buah-buahan sepanjang musim, pelaksana program dapat memerankan diri dalam hal mensuplai bibit, pupuk, obat, dan promosi. Sedangkan teamwork dapat memerankan diri dalam hal penanaman dan hal-hal yang terkait dengan keamanan.
Dengan demikian, hal penting yang perlu disiapkan dalam memilih dan memilah karakter dari anggota teamwork tambahan. Karakter anggota teamwork yang perlu dimiliki diantara kooperatif, visioner, progresif, responsif dan mau mendengar.